Saturday, January 10, 2015

Banyak jalan menuju Roma

'Banyak jalan menuju Roma' 
Well, ungkapan ini serrriiiing banget kita dengar, kita baca dimana aja dan kapan aja. Mungkin si pencetus ungkapan ini adalah seorang backpacker yang hobi banget wisata hemat, jadi pas dia mau travelling ke Italia, dia liat peta dan voila dia bilang ke temen backpacking nya, "Tenang sob, ternyata banyak jalan untuk menuju Roma." Terciptalah ungkapan itu.

Okay, intro ku kemelinthi banget yaa.. tapi udah terlanjur ngetik dan males hapus, biarin.

Ehm. Jadi, hubungannya apa sama kamu, tum?
Good question.
Begini, nampaknya tahun 2015 ini adalah tahun yang bertajuk 'Reach your dreams, so go back to bed'. Terbukti dengan banyaknya artis yang ngumbar aurat impian atau target-targetnya di infotainment, instagram yang makin membahana dengan postingan foto pas kerja terus captionnya 'membangun impian' atau 'good to have dream, but better wake up and do your dream' dsb., updetan status di bbm yang isinya 'usaha.usaha.usaha' atau 'duh, gagal. gak apa, coba lagi' dsb.

Dan nampaknya aku pun begitu. Di usiaku yang hampir seperempat abad ini, aku pun berpikir keras untuk melakukan impianku satu persatu. Sungguh. aku akan melakukan apa yang sudah kutulis di dreambook ku. Yaaaah, setidaknya beberapa impianku harus bisa terwujudlah..aamiin

Sempat terbesit gelisah ketika satu persatu teman mainku sudah mendapatkan prestige mereka masing-masing *sorry aku belum bisa bilang impian, karna belum tentu itu impian kalian, guys*

Ferdi tahun ini ngelajutin S2 ke Monash University Australia.
Fatimah dan Nony, sodara kembar itu sibuk dengan mengajar di UPPTI FIB UB, dan menjadi asdos.
John yang selalu mencari beasiswa bagaimanapun cara dan upayanya
Yesha yang jadi frontliner di Garuda Indonesia.
Iqbal yang fasih dengan bank Jatim nya.
Nuha yang makin khusyuk dengan pondok pesantren nya.
Beberapa teman lainnya sibuk dikantor, kerja dibalik meja *lhah, main petak umpet?*

Dan aku sendiri?
Aku hanya remah-remah roti sari roti tenonet tenonenot.
Aku adalah tentor les anak-anak yang terbuang terjebak dalam kebingungan mengerjakan soal bahasa Inggris. Sebenarnya tak ada yang salah sama sekali dengan pekerjaanku. Halal, baik, semi mulia, dan menghasilkan rupiah. Sungguh aku syukuri itu. Meski terkadang aku seringkali merasa disituasi sulit saat aku turut terperangkap dalam kebingungan muridku. Atau ketika aku kehabisan topik, DAMN! I hate that moment. Mereka gaduh, dan aku dikacangin. Atau moment of silence. Aku diam, muridku pun diam. Semacam mengheningkan cipta tanpa iringan lagu pujian. Seeepiiii...

Tapi terkadang aku bingung dengan statusku. Aku mengajar tapi tak punya meja. Jadi sedih karna gabisa main petak umpet. Dan lucunya, orang Indonesia itu susah mendefinisikan kata 'bekerja'. Pernah kubahas juga di potingan ini.
Suatu hari aku pernah ditanya begini; 
"Ibu Nurin, kalau boleh tahu sekarang ini, bekerja atau wirausaha, Bu?"
Coba deh kalian yang mengaku berpendidikan puluhan tahun, cermati kalimat itu.
Kalian yang punya pemikiran atau pernah mengucap kalimat serupa, mungkin kalian kurang minum tolak angin.

dan aku bingung:
"Hah? yaa bekerja, mas."
mas nya nyahut:
"Oh, baik, Ibu, kalau boleh tahu di perusahaan apa, Bu?"
dengan menyalahi maxim, aku menjawab:
"Jadi guru les, mas. Privat dan di LBB."
daaaaan, voila mas e bingung dewe:
"Oh. oooh, baik, berarti bekerja wirausaha begitu, Bu, ya?"

Sobatku yang manis, tolonglah, pilihlah kata-kata yang tepat dan tata bahasa yang benar sebelum berbicara dengan tempo cepat dan nada keJakarta-Jakartaan *no offense*.

Berwirausaha adalah sebuah pekerjaan. 
Bagi penanya, baiknya memulai pertanyaan dengan "Sudah bekerja?" dilanjut "Pekerjaannya apa?" bukan "Bekerja dimana?". Yang ditanya bisa saja menjawab "Staff marketing" atau "Wirausaha". Barulah penanya bisa lanjutkan dengan "Dimana?" atau "Bisnis apa?".
Atau ringkas saja dengan bertanya, "Ibu Nurin bekerja di perusahaan atau berwirausaha?".

Okay, it's gone too far from what I really meant to say.. sorry.. ahahag

Banyak jalan menuju Roma. Banyak jalan menuju sukses.
Kata sukses pun bersifat relatif. Sukses itu unlimited. Sukses itu bersifat batiniah. Ketika apa yang tampak pada diri kita sesuai dengan apa yang kita rasakan, maka itulah kesuksesan.
Banyak orang berfikir SUKSES = KAYA, BANYAK SENYUM, BANYAK DUIT, SEGALANYA TERPENUHI
Kamu yakin orang kaya yang kamu anggap sukses tadi batinnya sebahagia wajahnya?

Yang bisa menilai sukses atau belum adalah diri kita sendiri.
Karena sukses adalah keberhasilan atas pencapaian. Pencapaian target dan mimpi kita. Dan yang paling mengerti target dan mimpi kita, ya diri kita sendiri. So, biar orang lain bilang kita belum sukses, tapi kalau target hidup kita berhasil kita capai, maka sukseslah kita.
Dan, orang yang paling bisa mensyukuri nikmat sekecil apapun adalah yang benar-benar sukses. Percayalah.

Siapa bilang yang S2 itu pasti lebih sukses dari pada yang jadi ustadz.
Siapa bilang yang jadi member bintang 5 dengan hadiah kapal pesiar pasti lebih sukses dari pada juragan odong-odong.
Siapa bilang motivator pasti lebih sukses dari pada yang di motivasi. HAHAHAH
..... belum tentu.

Eh, tum! Kamu kemelinthi gini emang kamu udah sukses?
Nice one. Belum. Aku belum sukses. Karena beberapa mimpiku belum terwujud memang. 
Batinku belum terpuaskan. Nanti akan kuberitahu kalau aku sudah sukses. *itupun kalau Allah menyempatkan ku buat meraih itu* (baca= kalau masih diberi umur) hehe


To sum up:
Semua kembali lagi pada seberapa berhasil kamu mencapai target dan mimpimu, maka se sukses itulah kamu. ;)



0 comments:

Post a Comment