Thursday, January 3, 2013

I AM NOT a heart breaker. Or am I?

Terkait dengan pengertian heart breaker yakni orang yang ‘ahli’ mematahkan hati, sebenarnya terbesit dipikiran ane “Siapakah reference yang pantas disebut sebagai heart breaker itu?”.

Hebatnya jaman sekarang, di Indonesia, sering ane dengar ungkapan seperti di-PHP, digantung, di-TTM, di-adek-kakak-in *whoops , dll. Dari sini, berkembang pulalah makna dari istilah patah hati itu sendiri.

Singkatnya begini, secara harfiahnya, mungkin ‘patah hati’ seharusnya hanya dapat dialami oleh orang yang hubungan cintanya diputuskan oleh kekasihnya. Contoh: putus saat pacaran/ suami-istri yang tercerai. Namun, coba renungkan, kini istilah ‘patah hati’ dapat dialami oleh banyak orang. Mereka adalah:
  1. Orang yang hubungan cintanya diputuskan oleh kekasihnya.
  2. Orang yang menyukai atau mencintai seseorang secara sepihak.
  3. Orang yang cintanya ditolak.

Tapi, the big question is “Siapakah yang ‘patah hati’ dan siapakah yang mematahkan hati atau heart breaker?”

Jawaban:
  1. Yang patah hati = si Cowo / Cewe yang diputusin
    Heart breaker = si Cowo / Cewe yang mutusin, of course
  2. Yang patah hati = si Cowo / Cewe yang suka atau cinta sama Cewe/ Cowo yang nggak mungkin dia miliki (maybe udah punya semacam kekasih. Hmm...)
    Heart Breaker = si Cowo / Cewe yang udah punya kekasih 
  3.       Yang patah hati = si Cowo / Cewe yang cintanya ditolak
    Heart breaker = si Cowo / Cewe yang menolak cintanya (meski yang menolak single)
Okey, sekarang, masih merasa bahwa dirimu bukanlah seorang heart breaker?

Ane, jelasin lagi deh. Ehm..pake studi kasus aja deh biar gampang ngertinya...

Ini satu cerita tentang kakaknya temenku. Nah, kakaknya itu punya sepupu, supupunya itu punya tante, nah tantenya itu punya tetangga, lah tetangganya punya temen, temennya tetangga punya cucu, nah cucunya itu namanya Buluk (dia cowo). Si Buluk tuh suka banget sama cewe (karna kebetulan doi normal), namanya si Tupini. Si Buluk sebenarnya bercita-cita nembak si Tupini, karena emang doi sukaaaaaak banget sama dia. Nah, sayangnya, si Tupini tuh udah punya cowo nun jauh disana. Istilah jawanya LDR-an begitu.

Emang dasar pribadinya si Tupini yang ramah tamah gemah ripah lohjinawi, ya, si Tupini tuh buuuuaeeeekk banget sama si Buluk dan ke semua teman-temannya (meski sometimes perlakuan Tupini ke Buluk agak lebih intense). Alhasil si Buluk pun makin galau. Rasa suka doi ke Tupini makin membuncah menjadi-jadi. Tapi suatu saat si Tupini tahu perasaan Buluk ke dia. Si Tupini bingung kudu gimana, karena dia berstatus ‘udah punya cowo’.

One day, si Tupini berencana mengurangi intensitas ketemuannya dengan si Buluk. Begitu juga si Buluk, yang dari hari ke hari terpuruk dalam kegalauannya, berusaha untuk bersikap biasa dan mulai sedikit acuh pada Tupini.

*STOOOOPPP!!! Nah, disini kita bisa mikir, makna dari sikap gelagat menggeliat dari si Buluk. Sebenarnya dia itu kenapa sih? Kenapa dia harus berusaha biasa dan sedikit acuh pada Tupini. Padahal jelas-jelas mereka itu nda ada ikatan khusus (baca: Pacaran/ nikah *hmm..). Dan makna kebaikan si Tupini. Sebenarnya, memang pribadinya ramah luarbiasa atau cari gara-gara? Kita kudu liat pake dua mata, nih* Lanjut, ya.......

One day (again), si Buluk mulai risau dengan sikap masing-masing yang saling canggung menyanggung. Akhirnya, curhatlah doi ke neneknya. “Nek, aku patah hati nih, aku harus gimana dong buat bisa muv-on dari Tupini?”.

Oke, supposed that you’re his Granny. Uhukuhuk..

Layakkah Buluk patah hati dengan apa yang menimpanya?

Pantaskah kemudian kita me-label-i si Tupini sebagai a Heart Breaker karena telah mematahkan asa si Buluk untuk mencintainya? *weeeiisshh...

Ataukah, sebenarnya si Buluk selama ini hanya ke-geer-an dengan keramahtamahan Tupini?

Hmm... Ke-geer-an ternyata juga dapat mengakibatkan patah hati yaa..
Well,
 4.  Orang yang ke-geer-an dengan sikap orang yang dia sukai ke dia.

Nah, dari sini, yuk kita simak pernyataan-pernyataan:
“Tiap orang berhak mencintai dan dicintai. Tiap orang berhak menyukai dan disukai. Tiap orang berhak mengatakan TIDAK jika memang dia harus katakan.”

So, don’t you think that “Tiap orang hampir pasti mendapat gelar ‘a heart breaker’ ”?

“TIAP ORANG” lho, yaa... “EVERY SINGLE PERSON”... atau “JEDE PERSON”.. atau “KULLU NAFSIN”...

Why? Because, tiap orang pasti punya satu, dua, tiga, atau mungkin jutaan admirer. Akankah kamu menerima rasa suka/cinta mereka semua? I guess not.

So, in this case, you’ve broken their heart anyway. Well, each of you and I are very capable persons to be (a) heart(s) brokers. Wow, we are that monster then. They are. You are. I am. Who knows?!

Hooaaahhm... gitu aja deh.. hehehe... Au revoir! ;)


*)Kisah di atas hanya fiksi belaka. Penulis tidak bermaksud menyinggung siapapun dan dimanapun. Tulisan ini hanyalah luapan ide dan pemikiran penulis saja. Jika terjadi kesamaan Nama tokoh, lokasi, silsilah keluarga, kisah hidup, maka itu hanyalah kebetulan. Jika memang anda tersinggung dan sakit hati, segera hubungi psikiater terdekat. :)

6 comments:

  1. -__-" I do understand this, eh postingkannya berkesinambungan lho sama si sok ganteng di sebelah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hm, iya, emang tercetus stlah aku bc postingan dia :D
      terimakasih @tambahganteng
      semoga kegantenganmu tak hanya sekedar teori belaka hahah

      Delete
  2. Itu kok terbaca seperti curahan hati yang terselubung, ya? Hayo, Kamu abis matahin hati siapa, hayo...

    Ngomong-ngomong, aku baru sadar kalo background blogmu ini sama kayak background blog'ku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmm... nda tau mas, siapa yang terpatahkan hatinya gara-gara aku..tapi yang jelas, aku juga patah hati karna seseorang sih.. hehehe :} quite fair, huh?

      Delete
    2. Ouw... Ternyata kamu bisa jatuh hati, ta? Itu buktinya sampe patah hati gitu. Tak kira anak kayak kamu ga bisa jatuh hati, lho... =)

      Patah hati itu biasa (walau agak malu2in, sih). Asal tau cara nyembuhinnya. Oke?

      Delete
    3. iya mas... aku juga sering kok jatuh hati...
      tapi sayangnya aku belum pernah jatuh cinta.. hehehe

      hmm... alhamdulillah aku nggak malu kok mas *apa emang ngga tau malu* hehehe
      dan nggak pernah merasa sakit saat patah hati.. hihihi :}

      Delete