Wednesday, December 3, 2014

Tabiat Hujan

Tak sedikitpun aku berharap mendung di setiap pagi.
Mendung mengubah langitku menjadi kelabu
Kelabu yang tak berpihak pada satu warna, bukan biru, 
bukan hitam, pun bukan putih
Mendung tak pernah memeluk kita dengan cinta dan suka cita
Mendung akan menyeretmu ke ruang kesedihan dan gelisah
Tak sedikitpun aku suka tabiatnya

Berbeda dengan sang hujan
Berbeda dengan bagaimana aku sangat menyukai detik-detiknya
tentang
bagaimana titik-titik airnya tak pernah jatuh sendirian
tentang
bagaimana airnya membasahi tanah-tanah gersang
tentang 
bagaimana airnya bermesraan dengan taman dan bunga-bunga
tentang
bagaimana airnya yang mensucikan
tentang
bagaimana airnya menggembirakan pohon-pohon yang tertegun kuyu
tentang
bagaimana airnya dengan lembut menyapih bumi
tentang
bagaimana airnya menyeka wajah alam untuk tersenyum lagi
tentang
bagaimana airnya tak pernah berniat menyakiti
tentang
bagaimana airnya selalu rela untuk jatuh dan tak pernah merasa tinggi saat terangkat kembali
tentang
bagaimana airnya menyembunyikan air mata pada wajah-wajah sedih
tentang
bagaimana tiap titiknya menjadi saksi doa-doa kita, lalu turut mengamini

Aku bersyukur,
Karena mendung sedaritadi pagi kini berakhir
berganti menjadi butir air.
Kuharap setelahnya aku dapat melihat gurat senyum pelangi,
karena mungkin aku takkan melihatnya lagi esok pagi.

0 comments:

Post a Comment