Thursday, January 10, 2013

Si Bogang vs. Nurkolor

Hi, there!
Pingin cerita, nih.
Malam ini aku ketemu sama seseorang yang mukanya familiar banget. Banget!
Jam 7 malam ini aku mau ketemuan sama nony, fatimah dan nadia ke McD. Padahal besok pagi kami ujian, tapi mumpung aku lagi ngidam ice cream sih, pikirku.
So, berangkatlah aku jalan kaki dari kosan ke McD dengan wajah ceria berwarna-warni bunga dipenuhi bintang-bintang. Ditengah jalan, kira-kira dari jarak 5 meter, aku melihat sesosok manusia, semacam laki-laki sedang duduk diatas motornya sambil ngaca dikaca spionnya. Aku yang melihat pemandangan itu hanya bisa tertawa kecil dalam hati "Hehe.. narsis amat sih, ngaca ditengah jalan gini," batinku. Tapi nampaknya nggak sengaja dia melihat mukaku yang imut yang nahan ketawa ini dari kaca spionnya. Aku pun langsung memalingkan wajahku ke atas ke bawah. Ketika aku melintas didekatnya, dia tiba-tiba menoleh dan itu DUA kali, bayangin! *lebayy kayak disenetron gitu kan*
Sumpah kaget!
Aku yang kaget dengan aksi menoleh DUA kali dari dia pun cuma bisa ngelus dada sambil ikut menoleh padanya. Dan kami saling pandang beberapa detik. But, I swear, I recognize his face very well, guys!



- Sembilan tahun yang lalu....


Seluruh bangku di ruang kelas IVB sudah penuh terisi siswa kelas IV dan VI untuk ujian akhir. Aku adalah salah satu siswa kelas IV yang duduk di bangku tersebut. Kuakui, dulu aku adalah siswa SD yang rajin. Aku selalu datang pagi, menyapu kelas sebelum kelas dimulai, menghapus papan tulis dan model rambutku selalu dijadikan contoh teladan untuk teman-temanku. Bu guru selalu bilang "Bella, contoh Nina, rambutnya selalu dikuncir rapi". Memang tiap pagi ibuku selalu mengikat rambut ikal nan lebatku ini hingga tiga kunciran. Pertama dikuncir bagian atas, lalu tengah dan bagian bawah. Bersih, rapi, dan tak ada sehelai poni pun yang menggelayut didahiku.

Pagi itu, setelah selesai menyapu kelasku, aku kembali duduk dibangkuku. Kelas masih sepi. Hanya ada aku dan bangku-bangku yang masih kosong. Tak lama kemudian, bocah laki-laki berwajah 3 tahun lebih tua dari usianya masuk dan jalan sambil mencari nomor bangkunya. Aku yang masih sibuk membaca buku pelajaranku tak acuh dengan keberadaannya. Hingga dia tiba-tiba duduk disebelahku sambil bilang "J**ik, nang mburi ngene!" (= kok di belakang begini, sih). Aku cuma bisa diam ngelihatin dia yang duduk sambil mendengus kesal. FYI, bangku tempat kami duduk waktu itu di ruas paling kiri, bangku kedua dari belakang. Cukup strategis untuk para pencontek macam dia.

Dan benar saja, saat ujian dimulai, dia mulai sibuk dengan teman yang duduk depannya, dibelakangnya, di kanannya, di ujung kanan, aaarghh...
"Sssssttt..!!" pintaku padanya untuk diam, karena tingkahnya benar-benar menggangguku.
"Kenapa? Butuh contekan juga?" tanyanya menggodaku.
Aku tak menggubrisnya.

Memasuki hari ke 3 ujian, aku mulai mengenalnya. Namanya Rizki Pratama (semoga dia nggak baca blog ini, atau kalau baca ya udah sih, semoga dia bisa beristirahat dengan tenang). Muka tua dan tengilnya mulai familiar bagiku. Tiap bertemu dikantin, kami saling menyapa satu sama lain. Dia adalah satu-satunya kakak kelas yang selalu bertanya jawaban pada adik kelasnya saat ujian.
Hingga suatu ujian bahasa Inggris tiba.
Seperti biasa, sebelum ujian kami adalah penghuni kelas yang pertama.
Saat itu, kami sama-sama belajar. Dia bertanya padaku bahasa Inggris dari warna. Aku yang memang saat itu masih unyu-unyunya dengan polosnya menjawab 'Colour' (baca= KOLOR). Sontak dia tertawa terpingkal-pingkal dan mengulang kata-kata ajaib yang baru saja aku muntahkan. "HAHAHAHAHA KOLOOOORRR..!!!"
Aku pun ikut tertawa dengannya, tapi aku tak tahu apa salahku, apa yang lucu. Tertawanya makin membahana dan lagi-lagi mengulang kata 'KOLOR'. Aku mulai sadar ada yang salah dengan aksenku saat menyebut 'Colour'. "Kenapa ketawa? Salah ya?" tanyaku.
"HAHAHAHA ga salah kok. Iya, bener, KOLOR. Hahahaha"

Saat ujian usai, dia menggodaku lagi. Kali ini dia main fisik. HUH!
Dia memainkan rambutku sambil berkata "Nurin! Nur...Nur... Nurkolor! HAHAHA"
Aku hanya bisa ikut tertawa. Tapi karena dorongan dari hati ingin membalas olokannya akhirnya giginya yang bogang pun menjadi inspirasi terbaik. "Woooo... dasar BOGANG!" balasku.
Teman-temannya tertawa mendengar olokanku. Dia sempat terdiam sesaat mungkin karena dia malu.

Hari berganti hari, ujian pun berlalu. Jika kamu berpikir olokan Nurkolor vs. Si Bogang berakhir seiring usainya ujian, maka kamu salah besar.

Saat berpapasan dengannya dikantin:
"Eeeeehh... ada Nurkolor!"
"Eeh, si bogang!"

Saat dia bermain bola di lapangan sekolah, dan aku melintas di pinggir lapangan:
"Heeeii.. NURKOLORR!!"
-kali ini aku pura-pura tak dengar karena malu-

Saat dia bersepeda di alun-alun dan aku naik becak istimewa ke sekolah yang jelas-jelas aku ada di seberang jalan raya (jalan raya, lho ya) :
"WOOIIIII.... NURKOLOOOOOORRR!!!"
-SUMPAH! Kali ini aku benar-benar malu dan hanya bisa diam menunduk-

Dan adegan-adegan semacam itu berulang kali terjadi. Finally, dia lulus SD. Itu artinya nggak ada lagi yang menyiksa mentalku untuk dua tahun kedepan. Pikirku lega.
Taaapppiiiiii
ternyata dia melanjutkan ke SMPN 2 (deket sama SD ku). Dan, dugaanku benar. Sepulang sekolah kami pernah beberapa kali bertemu, dan dia masih saja dengan olokannya 'NURKOLOR'.
Sampai akhir kelas V SD, kami sudah tak pernah lagi bertemu. Entah dia kemana. Tentu saja aku tak peduli.
Ketenangan dan kedamaian ada dipihakku. Hahaha



Yes, I recognize his face very well. Dia adalah si bogang. Iya, si bogang Rizky Pratama yang selalu memanggilku Nurkolor saat aku SD dulu. Bedanya, kini dia tak bogang lagi (mungkin itu gigi palsu) dan dia berkumis *hoh*
Dia menoleh DUA kali secara lebay dan itu ngagetin. Kami saling berpandang seolah teringat sesuatu. Saat memoriku mengenali wajah tua dan tengilnya, seketika aku mempercepat langkahku. Nggak tahu kenapa. Padahal nggak mungkin dia ngejar juga kan. hehehe





>>> Beberapa pertanyaan dari teman: 
(?) Kok bisa masih inget, padahal kan udah lama banget itu..
(+) Ehm.. itulah masalahku, punya long-term memory yang cukup kuat.. hehehe tapi lebih pastinya karna ada adegan yang malu-maluin yang bikin aku nggak bakal lupa.. ("v.v)]

9 comments:

  1. bruakakakak. masnya ngganteng ga?

    ReplyDelete
  2. heeeeehh.. (/v.v)/|oraaaaa....|
    ups.. :X

    ReplyDelete
  3. buahahaha, ini lucu banget emang nek :p

    ReplyDelete
  4. menghibur tum... pengen liat muka si bogang itu deh... waktu masih kecil maksudnya... :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan za... bisa kena sawan nanti kamu... ^_^

      Delete
  5. untung ya kata rompal nggak disebut-sebut dalam postingan ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. ah, yang rompal kan cuma ada di blog tetangga

      Delete