Wednesday, July 13, 2011

Hidarkan anak kita dari 'Sindrom Kleptomania'



Kleptomania (bahasa Yunani: κλέπτειν, kleptein, "mencuri", μανία, "mania") adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri.
Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya.

Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut.

Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya.

Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus, kleptomania diderita seumur hidup. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya, seperti kelainan emosi, Bulimia Nervosa, paranoid, schizoid atau borderline personality disorder.

Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera otak traumatik dan keracunan karbon monoksida.

Berikut ini tips-tips sederhana berperang melawan kleptomania. Ini adalah cara-cara menundukkan kleptomania agar anak-anak kita terhindar dari penyakit ini.
  • Biasakan anak bersikap jujur. Mengajari sikap jujur yang paling efektif adalah memberi teladan. Orangtua, guru, pengasuh pertama kali harus memberi contoh sikap jujur kepada anak. Contoh, jika anak ingin mempunyai mainan, sementara orangtua tidak memiliki uang, katakan dengan perkataan yang santun bahwa ayah dan ibu belum punya uang untuk membeli. Tidak bijak kiranya anak dibujuk-bujuk, ditakut-takuti. Apalagi orangtua meminjam barang temannya tanpa sepengetahuan anak, lalu memberikan kepada anak dan mengatakan ini pemberian ayah atau ibu.
  • Sikap tegas dalam menghormati hak milik orang lain. Dalam bermain, anak perlu pengawasan. Pengawasan dalam arti kontrol. Jika anak memakai benda, mainan temannya, ia harus disadarkan segera bahwa itu milik temannya. Ia harus diajari menjaga, merawat dan mengembalikan setelah selesai. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan, anak wajib diajari memperbaiki atau menggantinya.
  • Tumbuhkan sikap antikleptomania. Jika anak melanggar ia perlu mendapat sanksi yang proporsional. Jika melakukan hal yang baik, perlu mendapat reward. Reward tidak harus berupa pemberian barang, bisa pujian, ucapan afirmatif semisal, “Nah, ini baru anak papa mama”,”Anak cerdas” atau pujian yang positif lainnya.

Nah, sudah tahu, kan? Kita sebagai calon orang tua harus siapkan strategi jitu untuk mencetak anak kita jadi insan yg mulia nantinya. ^^

0 comments:

Post a Comment