Kamu pilih yang mana? |
Yakin kamu pilih yang itu??
Hi, there! It's been a long time since my last post, huh? hehehe
Anyway, gimana kabar kalian para penghuni blog tetangga? Alhamdulillah yaa kalau kalian masih aktif blogging.. hehehe
Jadi ceritanya gini, April 2016 ini mas ku nikah! Finally!! Yaaaay~
Eh tapi tunggu dulu. Ini kan berarti tinggal aku satu-satunya yang harus menjadi target pertanyaan paling mengesalkan sepanjang abad
'Kamu kapan nyusul nikahnya?'
atau
'Berarti sebentar lagi Nina ya? Kapan, nih? Kapan???'
atau
'Nina nggak kepingin nikah juga? Biar sekalian aja bareng mas nya gitu..'
AAARRRRRGGHHrghghrghhrghr@#$@^!%$@^@$$!%#@&%^!^@!
Hmmmmmm... if only they could walk in my shoes, they'll understand.
tidak seperti kebanyakan orang yang mudah sekali menilai rasa suka.
Rasa suka = Cinta = Pacaran dulu yuk, biar bisa saling kenal lebih dalam(?) = yaudah 5 tahun lagi ayok nikah, tunggu aku siap.
Aku tak memiliki skema berpikir yang sama. Bagiku,
Rasa suka = pingin tau siapa orang tuanya + bagaimana pribadinya + alamatnya +kodepos + bagaimana dia memandang hidup + pengamalan agamanya + bagaimana dia terhadap keluargaku + dll. = nggak mau pacaran, yaudah tahun ini kita nikah = Cinta
I am a complicated woman? NO, I'M NOT! I'm just being careful. But, in a complicated way indeed hehehehe
****
Suatu hari, aku bertemu dengan sesosok makhluk asing yang sama sekali tak kukenal. Dia berani mencorat-coret lembaran kosong di otakku dengan bolpoin berglitter warna-warni. *sorry, I'm not that good in using figurative language hehehe
Dia datang dengan dirinya yang apa adanya. Benar-benar apa adanya.
Tanpa pomade di rambutnya,
tanpa perut yang sengaja dibentuk kotak-kotak,
tanpa dada yang busung dan ditegap-tegapkan,
tanpa bedak dingin atau sunblock di wajahnya,
tanpa kulit wajah yang kontras dengan kulit leher akibat mencuci muka dengan facial foam,
tanpa aroma hand &body cream,
tanpa senyum palsu,
tanpa membanggakan pekerjaannya,
tanpa pamer kecerdasannya,
tanpa meracau tentang berapa nilai test IELTS nya,
tanpa menata poni di sepion ketika turun dari kendaraannya,
tanpa jaket kulit yang keren,
Dia..... polos... apa adanya.
Dia ini SIAPA SIH?????
At first, I didn't have any like or dislike towards him. I was totally neutral. Zero feeling. Tapi, dia memberitahuku maksud kehadirannya disini.
Skema berpikirku pun mulai bekerja.
Aku pun mencari tahu segala informasi tentang dia. I checked his facebook, I googled him, I asked here and there, I interviewed him. And I got some facts that amaze me about him.
Semacam mendapat sebuah pencerahan dari Tuhan, kini aku mengerti. Aku akhirnya sadar kalau kita ini makhluk yang spesial. HAHAHAHA *mulai gak jelas*
Iya. Nggak cuma nasi goreng seafood + telor aja yang bisa dibilang spesial, kita juga lho!
Kita ini makhluk spesial.
Kita diciptakan berbeda-beda. Laki-laki dan perempuan. Ada yang begini, ada yang begitu. Dan istimewanya adalah; kita TERCIPTA SEBAGAI KADO untuk satu sama lain.
Naah....ini dia kata kuncinya:
KADO
Ingat gambar diatas?Sudah tau jawabannya? Sudah menentukan pilihan?
Ketika seseorang memberimu pilihan, manakah kado yang kamu ambil secara gratis:
- Sebuah kado yang dibungkus dengan sangat indah, Dengan kertas bungkus yang lebih mahal beberapa rupiah dari kertas pada umumnya. Namun kita tak tahu apa isi dari kado tersebut.
- Sebuah smartphone ternama, canggih, lengkap dengan charger nya dengan harga yang tidak murah tentu saja, namun hanya dibungkus tas plastik biasa. Tanpa pita, tanpa kardus, tanpa kartu ucapan yang manis.
Bagaimana? Sudah menentukan pilihan logis?
Kita tak perlu mendahulukan apakah kado yang istimewa itu dihiasi pita, kertas bungkus yang cantik, atau kartu ucapan yang manis.
Ketika kita mengikuti rasa suka untuk memilih kado dengan tampilan yang indah, kita tak pernah tahu apa yang ada di dalamnya. Bisa saja, bila beruntung saat dibuka nanti kado itu berisi sepatu, atau mainan. Atau mungkin ternyata justru KOSONG hanya kardus yang dibungkus, atau bahkan yang terburuk berisi BOM waktu yang siap meledak dalam beberapa detik saja.
Biarpun kado yang kedua hanya dibungkus tas plastik transparan biasa, namun kado tersebut tetaplah 'kado yang istimewa' mengingat kualitas barang yang ada didalamnya benar-benar nyata.
Menurutku, begitulah bagaimana kita seharusnya menilai rasa suka terhadap seseorang.
Terkadang kita berdoa pada Tuhan agar mendapatkan seseorang yang kita sukai karena ia tampan, karena ia gagah, karena ini karena itu.
Namun, ketika kita sadar, sebenarnya Tuhan lebih tahu 'kado istemewa' yang cocok untuk kita itu yang seperti apa.
Beberapa memang lebih senang ketika mendapat sebuah 'kado yang dibungkus dengan indah, meski isinya hanya sepasang sepatu obral'.
Beberapa orang lainnya lebih senang ketika mendapat 'kado dengan kartu ucapan yang manis, meski bungkusnya tidak rapi'.
Beberapa lainnya lebih senang mendapat 'kado yang tak berbungkus kertas dan pita, namun kualitas isinya benar-benar nyata'.
Either way, let's just be grateful. Bersyukurlah. Bukan karena bungkusnya yang indah, tapi karena isinya yang benar-benar istimewa.
Dan aku adalah salah satu orang yang senang menerima kado yang kedua.
'Tanpa bungkus kertas indah atau hiasan pita, tanpa kertas cantik berucapan manis merayu manja'
namun 'tetap istimewa isinya'.
Karena dia lebih nyata dan jelas apa adanya... :)
0 comments:
Post a Comment