Monday, April 30, 2012

Ganti Nasi Putihmu Sekarang!

Tak dapat disangkal mengonsumsi nasi putih merupakan tradisi makan orang Asia. Begitu pula Indonesia. Rasanya makan tanpa adanya sajian nasi putih belumlah lengkap. Namun, studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal BMJmemperlihatkan kebiasaan ini meningkatkan risiko terkena diabetes tipe-2.


     Studi ini meneliti data partisipan dari 4 negara, 2 negara Asia, yaitu Cina dan Jepang, serta 2 negara Barat, Amerika dan Australia. Semua partisipan tidak memiliki diabetes sebelum studi dimulai. Rata-rata, orang Asia mengonsumsi kira-kira 4 porsi nasi putih dalam sehari.
Sebaliknya, individu di negara Barat makan kurang dari 5 porsi sajian nasi putih dalam seminggu. Studi menemukan, semakin banyak sajian nasi putih yang dikonsumsi seseorang dalam sehari. Semakin tinggi pula risiko mereka terkena diabetes tipe-2. Diabetes jenis ini biasanya berhubungan dekat dengan obesitas.


   “Nasi putih memiliki kadar glikemiks indeks yang tinggi. Hal ini mengartikan nasi putih dapat menyebabkan tingginya gula darah secara tiba-tiba. Selain itu, nasi putih juga memiliki kandungan serat yang rendah. Padahal serat bisa membantu menurunkan risiko terkena diabetes,” ungkap salah satu peneliti, Qi Sun, MD, instructor of medicine di Harvard School of Public Health, Boston.


    Sun menambahkan, selain nasi putih, makanan berglikemisk indeks tinggi seperti roti tawar dan pasta jika dimakan terlalu sering juga akan memberikan efek yang sama. Oleh karena itu, dibandingkan mengonsumsi makanan tersebut, ia menyarankan untuk memilih gandum utuh.
Penelitian ini tidak serta merta mengharamkan konsumsi nasi putih. Jika ingin memakannya, asuplah secara moderat. “Makan nasi putih 1-2 kali dalam seminggu boleh-boleh saja,” kata Sun.

     Seberapa seringkah kita mengonsumsi nasi putih dan produk yang terbuat dari makanan bertepung seperti roti tawar dan pasta? Ada baiknya, mulai sekarang kita beralih ke produk gandum utuh yang lebih bersahabat bagi tubuh. Pilihan yang tepat akan menghindarkan kita dari penyakit yang mengintai di kemudian hari. (sumber)

0 comments:

Post a Comment