Tuesday, January 26, 2010

Pengelompokan Hadits

Para ahli hadis membuat pengelompokan hadis berdasarkan banyaknya sudut pandang. Misalnya, berdasarkan sumbernya, hadis dibedakan menjadi hadis nabawi dan hadis qudsi. Hadis nabawi berasal dari Nabi saw., sementara hadis qudsi merupakan kalam Allah swt. yang diceritakan Nabi saw. kepada umatnya. Namun, berbeda dengan Al-Qur'an, hadis qudsi tidak dimasukkan ke dalam mushaf dan tidak diriwayatkan secara mutawatir.

Kemudian dari segi kandungannya, hadis atau sunah dibedakan menjadi sunah qauliyyah yang berisi ucapan atau perkataan Nabi saw., sunah fi'liyyah yang berupa perbuatan dan tindakan Nabi saw., dan sunah taqririyyah, yakni sikap mendiamkan, membiarkan, atau menyetujui Nabi saw. terhadap suatu kejadian.

Pembagian yang lain dibuat dengan memerhatikan hubungan hadis dengan hukum.Dari segi ini, hadis dibedakan menjadi dua, yaitu hadis tasyri'iyyah dan ghoiru tasyri'iyyah. Hadis tasyri'iyyah adalah hadis yang memiliki kekuatan hukum mengikat dan waajib diikuti, baik berkaitan dengan soal akidah, akhlak, maupun amaliah.
Adapun hadis ghoiru tasyri'iyyah adalah hadis yang tidak berkekuatan hukum dan tidak mengikat. Termasuk hadis ghoiru tasyri'iyyah  adalah ucapan atau perbuatan Nabi saw. sebagai manusia biasa yang berkaitan dengan pengalaman dan kebiasaan pribadi beliau dalam pergaulan atau dalam keadaan tertentu, seperti cara makan, minum, berpakaian, urusan kesehatan, pertanian, dan siasat perang.

Tidak semua hadis dapat diterima sebagai sesuatu yang hujah (maqbul), karena ada juga yang harus ditolak (mardud). Untuk dapat diterima sebagai hujah, sebuah hadis harus memiliki kualitas yang baik dengan memenuhi syarat-syarat tertentu. Dipandang dari kualitasnya, hadis dibagi menjadi tiga, yaitu hadis shahih (yang paling kuat), hadis hasan (yang agak kuat), dan hadis daif (yang lemah).

Lalu dilihat dari jumlah perawi atau periwayatnya, menurut ulama Mazhab Hanafi, hadis dibedakan menjadi tiga, yaitu; 
  • Hadits Mutawatir yang diriwayatkan oleh banyak periwayat yang mustahil untuk berdusta.
  • Hadits Masyhur yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dengan jumlah lebih sedikit dari periwayat hadits mutawatir.
  • Hadits Ahad yang diriwayatkan secara perorangan.
Namun, mayoritas ulama hanya membedakannyamenjadi dua, yaitu hadis mutawatir dan hadis ahad. Menurut golongan ini, hadis masyhur dimasukkan ke dalam kelompok hadis ahad.

Dalam sejarah Islam disebutkan bahwa para ulama telah mengerahkan banyak usaha dan tenaga untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadis-hadis Nabi saw. yang dapat diterima sebagai hujah. Diantara karya-karya mereka ada sembilan kitab hadis terpenting yang menjadi rujukan utama.
Kitab-kitab tersebut adalah:
  1. al-Jami' al-Musnad as-Shahih al-Mukhtatsar min Umur Rasulillah Shallallahu 'alaihi wa Sallam wa Sunanih wa Ayyamih atau yang terkenal dengan sebutan Shahih al-Bukhari yang disusun oleh Muhammad bin Isma'il al-Bukhari
  2. al-Jami' as-Shahih yang populer dengan nama Shahih Muslim yang disusun oleh Muslim bin al-Hajjaj
  3. Sunan Abu Dawud karya Abu Daud Sulaiman bin al-Asy'as
  4. Sunan at-Tirmidzi karya Abu 'Isa Muhammad at-Tirmidzi
  5. Sunan an-Nasa'i karya Ahmad bin Syu'aib an-Nasa'i
  6. Sunan Ibnu Majah karya Ibnu Majah Muhammad bin Yazid
  7. Sunan ad-Darimi karya Abdullah ad-Darimi
  8. al-Muwattha' karya Malik bin Anas pendiri Mazhab Maliki
  9. Musnad Ahmad bun Hanbal karya Ahmad bin Hanbal pendiri Mazhab Hanbali
Sembilan kitab ini kerap disebut sebagai al-Kutub at-Tis'ah (kitab-kitab yang sembilan), sedangkan enam yang pertama dikenal sebagai al-Kutub as-Sittah (kitab-kitab yang enam).

Allahu a'lam bisshowab.

Source: Ensiklopedia Fikih Remaja

0 comments:

Post a Comment