Tuesday, October 13, 2009

Renungan Bumi



Puisi ini aku buat ketika aku merenungi keadaan alam yang kian memburuk. Banjir dimana-mana, bencana yang menumpahkan darah dan menelan nyawa, membuatku prihatin dengan bumiku.
Aku pun tak bisa menyalahkan alam atau bahkan menuduh Tuhan sebagai penyebab kekacauan ini. Karena memang pada dasarnya semua apa yang kita petik adalah apa yang kita tanam.
Ya Allah, selamatkanlah kami dari segala bentuk marabahaya di bumi dan di akhiratMu.. Aaamiin...


oleh Nurin Nafisah


Bagaimana dengan, cahaya matahari
Bagaimana dengan, hujan
Bagaimana dengan, ladang padi
dulu panennya tuk dimakan
Bagaimana dengan, laut biru
Masihkah ada waktu?



Bagaimana dengan, ombak
dulu ia tenang berarak
Bagaimana dengan, gunung
dulu ia tak rontok tergulung
Bagaimana dengan, tanah subur yang tumbuh
Masihkah ada waktu?
Bagaimana dengan, teknologi
yang dulu dituhankan tanpa henti
Bagaimana dengan, inovasi
dulu jadi makanan sehari-hari
Bagaimana dengan, janji selamatkan bumi
Masihkah ada waktu?
Bagaimana dengan, tanah suci
Bagaimana dengan, hewan
Bagaimana dengan, tangis bayi
Bagaimana dengan, anak Adam
Bagaimana dengan semua itu
Masihkah ada waktu?
Detik menanti jawaban
Kapankah bumi tinggal kenangan

0 comments:

Post a Comment