Semua yang terjadi pasti sudah tertulis di sekenario super rumit karya tulisan Maha Penentu Segala Sesuatu. Bahkan termasuk yang menjadi keputusan yang kita ambil dan jalan yang kita pilih. Bahkan termasuk adegan aku mengetik tulisan ini sembari tengkurap dan didampingi doraemon yang tengah asyik berdialog didalam TV ku. Bahkan termasuk topik apa yang kupilih untuk postinganku kali ini. Iya, semuanya. Segala sesuatunya. Disetiap milimeternya.
Jadi, jangan pernah menyesali apapun yang terjadi kepada diri kita.
Masa' iya kita kecewa sama yang bikin sekenario hidup kita?
Pasti ada hikmah dibalik tiap milisecond yang terjadi dalam hidup kita. Dan kita diciptakan bukan dengan tanpa tujuan.
***
Aku sempat berpikir ibuku adalah satu-satunya orang yang aku benci atas kewolesannya dalam memandang hidup. Sepintar apapun, perempuan itu urusannya tetap harus rumah tangga. Itu teori beliau.
Tapi setelah kupikir-pikir, dari sekian juta kesempatan kerja yang mengikatku, tak satupun dari mereka yang mau memberiku kesempatan untuk bekerja didalamnya.
Lagi-lagi ibuku dengan woles berkata, "Yasudah, Allah mungkin punya rencana lain buat kamu. Terima aja, syukuri yang ada sekarang."
Disaat aku mencari pekerjaan yang bisa buat dibanggain, aku malah nggak dapet apa-apa. Tapi disaat aku tidak mencari apa-apa, seseorang malah menawariku untuk bekerja di lembaganya.
Disaat aku ada dititik yang enggan membahas tentang pernikahan, semakin banyak agen makcomblang berkeliaran dan ingin merekrutku.
Semacam ujian atau memang inilah konflik-konflik yang memang Allah bubuhkan di sekenario hidupku.
***
Jika iya, aku benci ibuku atas ke-woles-an nya, maka iya, dia adalah yang paling kucintai diantara semua makhluk ciptaan Tuhan.
Aku hanya terbawa suasana. Iya. Hidup diantara teman-teman yang memang punya banyak ambisi untuk menjadi wanita karir dan punya prestige tinggi, bawaannya galau terus. Tak ada penghibur hati ketika aku bersama mereka. Hatiku selalu merasa lapar karena banyak sekali hal-hal yang selalu nampak kurang dimataku. Aku merasa lelah, karena selalu melihat keatas dan keatas lagi, hingga sering aku tersandung karena aku lupa dengan apa yang ada dibawahku.
Pernah aku bermain ke kawan lamaku, teman SMP ku dulu. Dia begitu bisa membuat hatiku jinak. Dengan wajahnya yang adem, dia bercerita banyak tentang kisahnya yang luarbiasa bisa membuat hatiku kembali kenyang. Dia setengah saudara dan setengah malaikat bagiku. Dia, dan keluarganya. :)
Aku sadar, selama ini ibuku hanya mendidikku untuk menjadi istri dan ibu yang baik. Bukan menjadi dosen yang baik, atau CS, atau marketing staff, atau pegawai perusahaan apapun. Ibuku hanya mendidikku untuk menjadi guru yang baik untuk anak-anakku kelak. Menjadi istri yang baik yang selalu menggambar senyum di wajah suaminya.
Terkadang sempat terbesit. Apa yang sebenarnya ada di sekenario Sang Sutradara?
Sedikit saja aku tak pernah bisa mengintip untuk membaca walaupun sekilas agar tahu jalan cerita dan ending nya. Memang tidak bisa. Inilah yang membedakan film ini dengan film biasa yang dimotori Raam Punjabi. Film ini penuh dengan kejutan. Kita bebas berkspresi, beradegan, dan memilih karakter apa saja.
Baiklah, jika Sang Sutradara belum juga mengizinkanku untuk bekerja untuk orang lain, maka aku akan bekerja untuk diri sendiri. Aku akan belajar menjadi pribadi yang pantas untuk menggambar senyum diwajah orang lain dan memilih ending baik untuk akhir kisah hidupku.
Ibuku pernah berkata, "Heh, jangan galau. Kamu belum diizinkan kerja, karena Allah sayang kamu. Mungkin Allah nggak mau lihat kamu kecapekan, bersusah payah dari pagi sampai sore, stress diperintah atasan. Mungkin memang Allah menyiapkan seseorang yang terbaik buat kamu, yang bisa jadi pembimbingmu, yang mengayomi, yang memanjakanmu, yang menyayangimu, karena kamu nggak pernah tahu rasanya dimanjakan ayah. Mungkin Allah punya rencana spesial yang kamu belum tahu. Buktinya, kamu kerja di lembaga itu juga orangnya yang 'ngelamar' kamu kan. Siapatau, dengan apa yang kamu jalani sekarang, Allah akan tunjukkan hal-hal baik. InsyaAllah. Yang penting kamu harus ikhlas." (-tentunya dalam bahasa Jawa)
Mulai sekarang, aku akan mulai dengan lebih menyayangi diriku dan keluargaku. Aku akan mulai dengan menyayangi muridku. Aku akan mulai membuka hati pada hal-hal baik.
Terimakasih Allah
Terimakasih Muhammad ku
![]() |
Terimakasih Ibuk :* |
Well, if you know what I mean, here I tell you something that I really hope for is....
being a good wife, mother and educator for my family :)
InsyaAllah <3
being a good wife, mother and educator for my family :)
InsyaAllah <3
because there is always reason behind everything.. people, story, action and others, do not exist without any intention. believing what Allah has designed is the only way to feel true and be true as human :))
ReplyDeleteInsyAllah, your mother is right. We only have to experience the scenario of Allah. The life scenario which is never been known by anyone. The life scenario that we must be able to take "hikmah" from the single of the moments. I know , you will be an excellent teacher..for excellent student. And also Good woman just for good man.
ReplyDeleteAsslkm wr wb
Fahmi :)
amin....
ReplyDelete