Friday, January 25, 2013

Di durian itu selalu ada ayahku

Malam ini aku sekeluarga ingin mencari udara segar diluar. Meski hujan, namun kami tetap semangat untuk keluar. Yah, keliling kota sekeluarga cukup menyenangkan bagi kami, meski pulang kami tak membawa oleh-oleh yang berarti.

"Beli durian yok, Ma," ajak ponakanku yang merengek minta durian ke mamanya.
"Ayo, ayo.." sahutku semangat

Mobil kami pun menepi. Penjajah durian sudah berbaris rapi menunggu kami nampaknya. Dengan cermat kakak iparku mencium durian-durian itu mencoba mendapat yang terbaik. Aku tak pernah paham caranya, yang aku tahu hanya 'aku suka durian' itu saja.

Sesampainya dirumah, kami mulai membuka durian tadi. Ibuku memulainya lebih dulu, mengambil satu biji.
"Aku ingat ayahmu dulu kalau beli durian tak pernah hanya satu buah. Ayahmu hobi makan durian. Tiap musim durian tiba, ayahmu selalu membeli 5-6 buah durian yang kemudian dimakan bersama dengan keluarga dan teman-teman dekat ayah."

Meski cerita ini selalu diulang ketika kami makan durian dan selalu diceritakan oleh ibuku atau kakakku atau kakakku yang lain atau kakakku yang satunya, tapi aku tak pernah bosan mendengarnya.

Ibuku selalu menceritakan bagaimana lahapnya ayahku ketika mengulum biji-biji durian itu, bagaimana ayahku mengerjai kakakku sehingga kakakku tak jadi makan duriannya. Yah.. cerita-cerita kecil seperti itulah yang kudapat dalam kulum demi kulum durianku.
Kami tertawa bersama, mengenang bersama, entah apa yang dirasakan ibuku saat beliau bercerita tentang ayahku (yang jelas beliau sangat antusias). Hmm...

Malam ini, semerbak wangi durian itu ada di rumah ini, bersamaan dengan itu aku yakin, ada ayah di sini, di hati kami. :)

"Ayah, aku cinta ayah bahkan sampai aku ada di dunia setelah kehidupan ini. Aku yakin, suatu saat kita pasti bertemu dan berkumpul bersama lagi."
-yang selalu menjadikanmu cinta pertamanya, anak gadismu-

3 comments: